Thursday, 13 August 2009

mari menuliskan kisah perjalanan

mas salman faridi (ceo bentang pustaka), matatita (travel writer :p), dan dita (moderator yang juga penyiar radio). sayang mas wahyu hidayat (reader's digest indonesia) tidak bisa hadir dikarenakan pesawat BATAL terbang (mandalair) huh...!
mas wahyu baru tiba di jogja jam 18.30 dengan pesawat lain (GA)

ini dia aksi panggung para narasumber.
"oleh-oleh yang paling berharga bagi seorang traveller adalah
TULISAN dan FOTO" kata matatita. ayo menulis...!

begitu tiba sesi tanya jawab...banyak banget yang mengangkat tangan..
antusias banget...!

habis dengerin 'hasutan' matatita untuk menulis kisah perjalanan...
beli bukunya dulu untuk mempelajari style penulisan..
setelah itu minta tandatangan dan travel quotate dari penulisnya..

Wednesday, 12 August 2009

traveling is experiencing different cultures


Selasa, 11 Agustus 2009, 23:15 WIB

Indonesia Lemah Dalam Packaging Daya Tarik Wisata

Iwan Pribadi - GudegNet


Dalam hal menjual daya tarik wisata, Indonesia masih memiliki kelemahan dalam hal packaging, sehingga sesungguhnya apa yang dimiliki Indonesia banyak yang jauh lebih menarik apabila, misalnya, dibandingkan dengan Malay Heritage Center di Singapura yang landmark-nya hanya sebuah Rumah Minangkabau saja.

Ini yang mendorong penerbit di Indonesia untuk menerbitkan dan membuat tulisan-tulisan yang masuk ke dalam kategori traveling, yang baru muncul sekitar lima tahun yang lalu. Semuanya itu didasari pemikiran bahwa apabila digarap secara serius, pariwisata di Indonesia sesungguhnya sangat menjanjikan. Demikian diungkapkan oleh Salman Farid kepada GudegNet Sabtu lalu (8/8) di FoodFezt Yogyakarta.

Pria yang menjabat sebagai CEO Bentang Pustaka ini menambahkan, kemudahan yang ada pada saat ini seperti misalnya teknologi blog, juga memiliki peranan dalam semakin mempopulerkan tulisan-tulisan traveling di masyarakat.

Dengan adanya tulisan-tulisan seperti itu, apalagi yang telah berhasil diterbitkan sebagi buku, diharapkan dapat semakin membuka mata masyarakat luas umumnya dan kaum muda khususnya bahwa banyak hal yang dapat diperoleh dan dipetik selama mengadakan perjalanan atau traveling, jadi tidak melulu bersenang-senang belaka.

Pendapat tersebut dibenarkan oleh Matatita, yang belum lama ini meluncurkan buku traveling pertamanya yang berjudul Tales From The Road. Menurutnya, hal yang menariknya selama perjalanan bukanlah pada pemandangan atau landscape suatu lokasi tertentu yang sedang dikunjungi, akan tetapi yang menarik perhatiannya adalah sisi sosial budaya masyarakat di tempat tersebut yang menarik untuk diamati dan dipahami, yang kelak sangat bermanfaat untuk pengayaan wawasan dan pemahaman seseorang atas budayanya sendiri.

Bagi Matatita sendiri, buku yang baru saja diterbitkannya tersebut diharapkan dapat menjadi pemicu bagi siapapun yang memiliki kesempatan dan waktu untuk jalan-jalan nampin tidak pernah dituangkan dalam bentuk tulisan lain, selain dalam bentuk laporan perjalanan kerja saja.

Jadi singkatnya, menurut perempuan yang juga pimpinan Regolmedia ini, traveling baginya adalah bukan melulu melihat pemandangan-pemandangan yang indah, akan tetapi lebih dimaknai sebagai experiencing diferent culture agar dapat menjadi sarana refleksi bagi diri sendiri, yang kemudian dapat menjadi sebuah bahan tulisan agar dapat dibaca dan dapat dijadikan sarana refleksi oleh lebih banyak orang lagi.

foto: dokumen REGOL

liputan GudegNet untuk Travel Writing Weekend Forum

Selasa, 11 Agustus 2009, 23:28 WIB

Menembus Penerbit Buku dengan Menuliskan Kisah Perjalanan

Iwan Pribadi - GudegNet


Menuliskan Kisah PerjalananSebenarnya menembus penerbit buku untuk sehingga dapat menerbitkan karya seseorang, tidak sesukar yang selama ini dibayangkan.

Karena sesungguhnya para penerbit saat ini sedang agresif dalam mencari penulis-penulis untuk diterbitkan karyanya menjadi sebuah buku.

Demikian ungkap Salman Farid ketika mengawali acara Sembari Minum Kopi yang kali ini mengangkat tema Menuliskan Kisah Perjalanan: Kiat Menembus Media dan Penerbit.

Bahkan, CEO Bentang Pustaka ini menambahkan, sejak beberapa tahun belakangan para penerbit juga mencari tulisan-tulisan yang dinilai layak untuk diterbitkan dan marketable di Internet dengan mengunjungi blog-blog yang banyak tersebar di sana.

Beberapa yang tulisan di blog yang berhasil diangkat menjadi tulisan antara lain “The Naked Traveler (Catatan Seorang Backpacker Wanita Indonesia Keliling Dunia)” karya Trinity, dan yang baru saja terbit adalah “Tales From The Road” karya Matatita.

MatatitaMatatita yang juga hadir kesempatan ini turut membagikan tips dan pengalamannya seputar menerbitkan kisah perjalanan yang semula berada di blog menjadi sebuah buku.

Menurutnya, jika ingin lebih mudah ditemukan oleh penerbit, maka sebaiknya membuat blog yang segmented dan membicarakan satu hal saja yang khusus dan spesifik, misalnya tentang perjalanan saja, tentang kuliner saja, dan lain sebagainya.

Khusus untuk menuliskan kisah perjalanan, Matatita memberikan masukan agar jangan terpesona dengan keindahan tempat yang sedang kita datangi, sebab jika itu terjadi maka akan melahirkan tulisan yang datar, biasa-biasa saja, dan sudah banyak dibahas oleh orang lain yang mengunjungi tempat itu.

Untuk itu akan lebih baik jika tulisan perjalanan tersebut memerhatikan hal-hal yang kecil seperti budaya dan keseharian masyarakat di tempat tersebut, dan berusaha dekat dan melebur dengan penduduk setempat dengan cara menghormati budaya mereka. Dengan demikian niscaya akan ditemukan hal-hal yang khas dan menarik yang dapat dijadikan sebagai bahan tulisan.

Pada akhirnya, Matatita berpesan bahwa oleh-oleh atau produk yang sebenarnya dari seorang traveler itu adalah berupa foto-foto dan/atau tulisan. Untuk itu ia berpesan kepada siapapun yang memiliki hobi jalan-jalan untuk jangan ragu-ragu untuk menuliskan kisah perjalanannya. Siapa tahu ada penerbit yang melirik dan kemudian tertarik untuk menerbitkan.

Friday, 17 July 2009

menulis kisah perjalanan (2)


Sembari Minum Kopi (SMK) kembali menggelar forum obrolan santai antara penulis & pembaca dengan tema Menuliskan Kisah Perjalanan (Travel Writing). Pada forum sebelumnya, kami menghadirkan menghadirkan Andrea Hirata & Imazahra untuk berbagi kisah backpacking yang pernah mereka lakukan di Eropa, forum kali ini lebih dari sekedar sharing para traveller atau backpacker. Kami akan berbagi tips dan kiat penulisan perjalanan agar layak dimuat di media cetak maupun dilirik penerbit.

Travel Writing Forum (TWF) kali ini akan menghadirkan MATATITA, penulis buku travelogue TALES from the ROAD. Matatita akan membagi tips proses kreatif penulisannya dan sejumlah kiat bagaimana menemukan angle atau tema menarik untuk ditulis selagi di jalan (traveling). Narasumber lain yang juga hadir adalah WAHYU HIDAYAT redaktur senior READER's DIGEST Indonesia dan SALMAN FARIDI (CEO penerbit BENTANG PUSTAKA) yang akan membocorkan 'rahasia' dapur redaksi dan kriteria naskah yang layak muat & terbit. Tak hanya itu, mereka juga akan bermurah hati membagikan tips penulisan kepada traveler agar tulisannya bisa diusulkan redaksi untuk diterbitkan.

TWF ini akan diselenggarakan pada hari SABTU, 8 Agustus 2009 di Yogyakarta, jam 15.00 -17.00 WIB. Tempat di FOODFEZT Jl. Kaliurang Km 5.5 (sebelah timur RM Sederhana) Yogyakarta. Seperti biasa, GRATIS dan tersedia GoodyBag dari sponsor dan full doorprize (buku &t-shirt). Seru kan, kalo bulan depan weekends di Jogja?

Oh ya..jika pengin langsung mempraktekkan tips yang diperoleh di TWF ini, boleh kok sekalian gabung di agenda Bike 2 Kotagede (9 Agustus 2009), menjelajah kawasan heritage Kotagede. Info selengkapnya kunjungi silakan klik & donlot poster berikut atau kunjungi situsnya www.wisata.regolmedia.com





Sunday, 22 February 2009

liputan Harian JOGJA untuk Menulis Puisi Cinta

Djoko Damono bagikan tips menulis puisi cinta
Sabtu, 21 Februari 2009 12:14:48

JOGJA: Komunitas Regol Jogja mengadakan forum talkshow "Obrolan Sore Sembari Minum Kopi", sore ini (21/2) pukul 15.00-17.30 WIB, bertempat di Cafe Momento Jl Jembatan Merah (Sebelah Lembaga Indonesia-Amerika), Prayan, Yogyakarta.

Forum Obrolan Sore Sembari Minum Kopi hari ini mengangkat tema "Menulis Puisi Cinta Bersama Sapardi Djoko Damono". Sembari menikmati secangkir kopi hangat, peserta dapat langsung berdiskusi dengan Sapardi Djoko Damono, seorang pujangga Indonesia terkemuka.

Sapardi Djoko Damono dikenal dari berbagai puisi yang menggunakan kata-kata sederhana namun mudah menyentuh wilayah emosi terdalam bagi pembacanya. "Aku Ingin" merupakan salah satu puisi Sapardi yang banyak dikutip orang untuk mengungkapkan perasaan cinta dan kasih sayang.(Rossa)

sumber: HarianJogja.com

Saturday, 21 February 2009

woro-woro di Kedaulatan Rakyat

Regol Hadirkan Sapardi Djoko Damono

20/02/2009 08:20:08
TIM Kreatif Regol kembali menggelar obrolan sore ‘Sembari Minum Kopi’ pada Sabtu (21/2) mulai pukul 15.00 di Cafe Momento, Prayan Yogyakarta. Kali ini menghadirkan maestro puisi cinta Sapardi Djoko Damono dengan tema Menulis Puisi Cinta. Prof Dr Sapardi Djoko Damono, merupakan Guru Besar Fak Sastra UI yang lahir di Solo, 20 Maret 1940 ini telah melahirkan sejumlah karya antara lain, DukaMu Abadi, Mata Pisau, Perahu Kertas, Sihir Hujan, Hujan Bulan Juni, Arloji dan lainnya. Lewat karyanya, ia meraih berbagai penghargaan seperti Hadiah Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan hadiah pertama Puisi Putera II Malaysia. (M-4)-g

sumber Harian Kedaulatan Rakyat

Sunday, 15 February 2009

undangan: MENULIS PUISI CINTA bersama SAPARDI DJOKO DAMONO

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

AKU INGIN merupakan salah satu puisi karya Sapardi Djoko Damono (SDD) yang lekat dalam ingatan banyak orang: baik mereka yang memang menyukai karya sastra dan puisi, atau pun mereka yang mengenalnya lewat senandung Ari Reda dalam theme-song film Cinta Dalam Sepotong Roti karya Garin Nugroho.

Puisi-puisi Sapardi memang dikenal sangat lembut, sopan, dengan pilihan kata sederhana yang mudah menyentuh wilayah emosi terdalam bagi pembacanya. Tidaklah mengherankan jika puisi SDD banyak dikutip untuk surat cinta, undangan perkawinan, ucapan selamat ulang tahun, serta untuk berbagai kepentingan lain yang bersifat personal. Sejumlah kritikus menyebut karya SDD sebagai puisi kamar yang lebih tepat dibacakan dalam suasana hening, meski juga terdapat sejumlah puisinya yang dideklamasikan. Karena itulah puisi-puisi Sapardi semakin terdengar syahdu manakala digubah menjadi lagu (musikalisasi). Hanya dengan iringan denting gitar, musikalisasi puisi SDD mampu menyedot emosi para pendengarnya.


Lalu, seperti apa sih proses kreatif Sang Maestro Puisi Cinta ini?

TIMKREATIFREGOL mengajak rekan-rekan dalam berpartisipasi dalam obrolan sore SEMBARI MINUM KOPI yang mengangkat tema MENULIS PUISI CINTA bersama SAPARDI DJOKO DAMONO.

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, merupakan Guru Besar Fak. Sastra UI yang lahir di Solo, 20 Maret 1940 ini telah melahirkan sejumlah karya antara lain: DukaMu Abadi (1969), Mata Pisau (1974), Perahu Kertas (1983; mendapat Hadiah Sastra DKJ 1983), Sihir Hujan (1984; pemenang hadiah pertama Puisi Putera II Malaysia 1983), Hujan Bulan Juni (1994), Arloji (1998), Ayat-Ayat Api (2000) dan banyak lagi. Ia juga menerjemahkan karya-karya sastra dunia seperti: Lelaki Tua dan Laut (1973; Ernest Hemingway), Sepilihan Sajak George Seferis (1975), Puisi Klasik Cina (1976), Lirik Klasik Parsi (1977), Afrika yang Resah (1988).

Diskusi ini akan dimoderatori oleh YETTI LUTIYAN SUPRAPTO, dokter hewan kelahiran Magelang, 17 Maret 1980 yang terlibat aktif dalam kegiatan seni peran dan tarik suara. Sejak masih kuliah di Fak. Kedokteran Hewan UGM, Yetti tercatat sebagai anggota Teater Gadjah Mada dan Paduan Suara Mahasiswa UGM. Sejumlah pertunjukan yang pernah diikutinya antara lain “Konser Doea Zaman” dan “Konser Lesehan” yang merupakan kerjasama antara PSM UGM dengan Cisya Kencana Orchestra, coordinator roadshow Teater Musik Oyot Suket dengan Sawung Jabo, dan pementasan teater di lingkungan kampus UGM. Kekagumannya pada Sapardi Djoko Damono juga melahirkan musikalisasi yang dilakukannya bersama teman-temannya. Saat ini Yetti aktif di Yayasan Gaia, mengelola Kawasan Ledok Sambi, Sleman Yogyakarta.



So, isilah akhir pekanmu dengan bergabung dalam obrolan seru kami. Jangan lupa, SABTU SORE, 21 FEBRUARI 2009 mulai pukul 15.00 – 17.30 WIB bertempat di Cafe MOMENTO, Jl. Jembatan Merah (sebelah LIA) Prayan – YOGYAKARTA. Acara seru ini terbuka untuk umum dan GRATIS. Tersedia 100 suvenir cinta menarik untuk 100 peserta yang datang duluan dan banyak DOORPRIZE untuk yang berpartisipasi aktif.

Obrolan Sore SEMBARI MINUM KOPI ini terselenggara berkat kerjasama antara TIMKREATIFREGOL dengan Yayasan Umar Kayam, Yayasan Kampung Halaman, Omah Opak, BookLover MEMORABILIA, dan Cafe MOMENTO. Untuk informasi lebih lanjut, silakan melongok situs kami di www.sembariminumkopi.com atau SMS 0818264366


Penanggungjawab ACARA

Suluh Pratitasari – TIMKREATIFREGOL


-------

SEMBARIMINUMKOPI merupakan forum obrolan santai yang digagas TIMKREATIFREGOL sejak akhir 2007. Ide pembentukan obrolan ini berangkat dari banyaknya gagasan besar yang terlahir dari obrolan santai sembari minum kopi. SMK senantiasa berusaha menyajikan obrolan yang mampu melahirkan ide-ide kreatif, terutama di bidang penulisan. Hingga kini SMK telah menghadirkan sejumlah penulis antara lain Andrea Hirata, Putu Fajar Arcana, Kris Budiman, dan kini Sapardi Djoko Damono.

Thursday, 12 February 2009

ngopi bareng sapardi



Menulis Puisi Cinta bersama Sapardi Djoko Damono
Cafe Momento | Sabtu, 21 Februari 2009|
jam 15.00 - 17.30 WIB