Menembus Penerbit Buku dengan Menuliskan Kisah Perjalanan
Iwan Pribadi - GudegNetSebenarnya menembus penerbit buku untuk sehingga dapat menerbitkan karya seseorang, tidak sesukar yang selama ini dibayangkan.
Karena sesungguhnya para penerbit saat ini sedang agresif dalam mencari penulis-penulis untuk diterbitkan karyanya menjadi sebuah buku.
Demikian ungkap Salman Farid ketika mengawali acara Sembari Minum Kopi yang kali ini mengangkat tema Menuliskan Kisah Perjalanan: Kiat Menembus Media dan Penerbit.
Bahkan, CEO Bentang Pustaka ini menambahkan, sejak beberapa tahun belakangan para penerbit juga mencari tulisan-tulisan yang dinilai layak untuk diterbitkan dan marketable di Internet dengan mengunjungi blog-blog yang banyak tersebar di sana.
Beberapa yang tulisan di blog yang berhasil diangkat menjadi tulisan antara lain “The Naked Traveler (Catatan Seorang Backpacker Wanita Indonesia Keliling Dunia)” karya Trinity, dan yang baru saja terbit adalah “Tales From The Road” karya Matatita.
Matatita yang juga hadir kesempatan ini turut membagikan tips dan pengalamannya seputar menerbitkan kisah perjalanan yang semula berada di blog menjadi sebuah buku.
Menurutnya, jika ingin lebih mudah ditemukan oleh penerbit, maka sebaiknya membuat blog yang segmented dan membicarakan satu hal saja yang khusus dan spesifik, misalnya tentang perjalanan saja, tentang kuliner saja, dan lain sebagainya.
Khusus untuk menuliskan kisah perjalanan, Matatita memberikan masukan agar jangan terpesona dengan keindahan tempat yang sedang kita datangi, sebab jika itu terjadi maka akan melahirkan tulisan yang datar, biasa-biasa saja, dan sudah banyak dibahas oleh orang lain yang mengunjungi tempat itu.
Untuk itu akan lebih baik jika tulisan perjalanan tersebut memerhatikan hal-hal yang kecil seperti budaya dan keseharian masyarakat di tempat tersebut, dan berusaha dekat dan melebur dengan penduduk setempat dengan cara menghormati budaya mereka. Dengan demikian niscaya akan ditemukan hal-hal yang khas dan menarik yang dapat dijadikan sebagai bahan tulisan.
Pada akhirnya, Matatita berpesan bahwa oleh-oleh atau produk yang sebenarnya dari seorang traveler itu adalah berupa foto-foto dan/atau tulisan. Untuk itu ia berpesan kepada siapapun yang memiliki hobi jalan-jalan untuk jangan ragu-ragu untuk menuliskan kisah perjalanannya. Siapa tahu ada penerbit yang melirik dan kemudian tertarik untuk menerbitkan.
Demikian ungkap Salman Farid ketika mengawali acara Sembari Minum Kopi yang kali ini mengangkat tema Menuliskan Kisah Perjalanan: Kiat Menembus Media dan Penerbit.
Bahkan, CEO Bentang Pustaka ini menambahkan, sejak beberapa tahun belakangan para penerbit juga mencari tulisan-tulisan yang dinilai layak untuk diterbitkan dan marketable di Internet dengan mengunjungi blog-blog yang banyak tersebar di sana.
Beberapa yang tulisan di blog yang berhasil diangkat menjadi tulisan antara lain “The Naked Traveler (Catatan Seorang Backpacker Wanita Indonesia Keliling Dunia)” karya Trinity, dan yang baru saja terbit adalah “Tales From The Road” karya Matatita.
Matatita yang juga hadir kesempatan ini turut membagikan tips dan pengalamannya seputar menerbitkan kisah perjalanan yang semula berada di blog menjadi sebuah buku.
Menurutnya, jika ingin lebih mudah ditemukan oleh penerbit, maka sebaiknya membuat blog yang segmented dan membicarakan satu hal saja yang khusus dan spesifik, misalnya tentang perjalanan saja, tentang kuliner saja, dan lain sebagainya.
Khusus untuk menuliskan kisah perjalanan, Matatita memberikan masukan agar jangan terpesona dengan keindahan tempat yang sedang kita datangi, sebab jika itu terjadi maka akan melahirkan tulisan yang datar, biasa-biasa saja, dan sudah banyak dibahas oleh orang lain yang mengunjungi tempat itu.
Untuk itu akan lebih baik jika tulisan perjalanan tersebut memerhatikan hal-hal yang kecil seperti budaya dan keseharian masyarakat di tempat tersebut, dan berusaha dekat dan melebur dengan penduduk setempat dengan cara menghormati budaya mereka. Dengan demikian niscaya akan ditemukan hal-hal yang khas dan menarik yang dapat dijadikan sebagai bahan tulisan.
Pada akhirnya, Matatita berpesan bahwa oleh-oleh atau produk yang sebenarnya dari seorang traveler itu adalah berupa foto-foto dan/atau tulisan. Untuk itu ia berpesan kepada siapapun yang memiliki hobi jalan-jalan untuk jangan ragu-ragu untuk menuliskan kisah perjalanannya. Siapa tahu ada penerbit yang melirik dan kemudian tertarik untuk menerbitkan.
No comments:
Post a Comment