Sudah membaca Para Priyayi? Novel karya Umar Kayam ini berkisah tentang Sastrodarsono, anak petani di desa Wanagalih (baca: Ngawi), yang naik kasta dari wong cilik menjadi priyayi. Berkat dukungan Asisten Wedana Ndoro Seten, Sastrodarsono bisa menyelesaikan sekolah hingga menjadi seorang guru desa, masuk dalam jajaran Priyayi Pangreh Praja. Sastrodarsono pun membangun dinasti kepriyayian melalui keturunannya, dari generasi pertama, yaitu anak-anak kandungnya (Noegroho, Hardojo, dan Soemini), serta beberapa anak angkat yang ia besarkan, kemudian generasi kedua yaitu Tommi, Mary, Harimurti, Sumi, dan Lantip (cucu angkat Sastrodarsono). Jalan ceritanya berlatar kebudayaan Jawa pada masa penjajahan Belanda dengan pemerintahan “gupermen”-nya, masa pendudukan Jepang, masa kemerdekaan atau Indonesia muda, hingga masa pergolakan ‘65.
Melalui Para Priyayi yang dilanjutkan dengan novel ke-2, Jalan Menikung, Umar Kayam bukan hanya menulis novel (fiksi), namun juga menulis etnografi Jawa, yaitu deskripsi tentang kebudayaan Jawa dan relasi sosial yang terbangun di dalamnya. Sudah sewajarnya jika Para Priyayi menjadi salah satu bacaan wajib bagi mereka yang ingin mempelajari kebudayaan Jawa.
Selain Umar Kayam, sastrawan lain yang sering mengangkat tema kebudayaan lokal dalam karya sastranya antara lain Ahmad Tohari dan Kuntowijoyo tentang kebudayaan Jawa, Korrie Layun Rampan (kebudayaan Dayak Benuaq), Oka Rusmini dan Putu Fajar Arcana (kebudayaan Bali), Dewi Linggasari dan Ani Sekarningsih (kehidupan suku-suku di Papua), dan masih banyak yang lain.
Inilah yang kami maksud dengan Novel Etnografi, yaitu karya fiksi yang mampu mendeskrispikan kehidupan sosial budaya masyarakat tertentu. Etnografi merupakan istilah dalam Antropologi untuk menunjuk pada laporan penelitian (field work) tentang suatu masyarakat dan kebudayaan yang ditelitinya. Karena penelitian antropologis untuk menghasilkan karya etnografi ini juga sangat khas, kemudian istilah etnografi juga digunakan untuk menyebut metode penelitian antropologi atau metode etnografi.
Bagaimanakah proses kreatif para penulis fiksi kultur lokal ini? TIMKREATIFREGOL menghadirkan obrolaan sore Sembari Minum Kopi dengan tema “Menulis Novel Etnografi” dengan narasumber Putu Fajar Arcana, redaktur KOMPAS yang telah beberapa kali menjuarai lomba penulisan cerpen dan puisi. Salah satu buku kumpulan cerpennya “Bunga Jepun” menghadirkan beberapa cerpen yang berlatar adat Bali dan dinamika budaya masyarakat Bali. Sastrawan lain yang akan memberi pemahaman tentang karya etnografi yang dikembangkan ilmu antropologi adalah Kris Budiman. Penerima Penghargaan Sastra Indonesia – Yogyakarta 2007 atas novel “Lumbini” ini juga bergelar Magister Humaniora ilmu Antropologi. Untuk mengendalikan alur obrolan agar lebih fokus, kami memilih Aant Subhansyah sarjana antropologi yang juga penikmat sastra untuk menjadi moderator.
So, luangkan sabtu soremu untuk bergabung dalam obrolan seru kami. Jangan lupa, SABTU SORE, 10 Mei 2008 mulai pukul 15.00 – 18.00 WIB bertempat di KOPI-KOPI, Jl. Kartini – Sagan (sebelah Barat Asrama Aceh) Yogyakarta. Terbuka untuk umum dan GRATIS. Tersedia 50 suvenir cantik untuk peserta pertama.
Obrolan Sore Sembari Minum Kopi ini terselenggara berkat kerjasama antara TIMKREATIFREGOL dengan Yayasan Umar Kayam, Penerbit KANISIUS, IMPULSE, KOPI-KOPI, GUDEG.NET, dan RADIO ELTIRA. Untuk informasi lebih lanjut, silakan melongok situs kami di www.sembariminumkopi.com atau SMS 0818 0438 1000.
Salam dari Langenarjan,
Suluh Pratitasari - TIMKREATIFREGOL
------
SEMBARI MINUM KOPI merupakan forum obrolan santai yang digagas TIM KREATIF REGOL sejak bulan September 2007. Melalui forum yang berawal dari keyakinan bahwa Gagasan Besar Berawal dari Obrolan, kami berupaya mengangkat tema obrolan yang mampu merangsang kreativitas sehingga dapat mendorong peserta untuk melahirkan sebuah karya.
-----
TIMKREATIFREGOL adalah sekumpulan anak muda yang berkarya di bawah bendera PT. Sendang Kapit Pancuran, perusahaan yang bergerak di bidang media dan kreatif (www.regolmedia.com). PT. SKP juga menerbitkan buletin REGOLjogja dan pemegang lisensi Memorabilia Laskar Pelangi
No comments:
Post a Comment