Berita Terkini
Andrea Hirata, Fatimah Zahra, dan Ngobrol tentang Jalan-jalan
Iwan Pribadi - GudegNet
Apabila ingin menulis mengenai perjalanan di suatu tempat, sebaiknya tulisan itu harus ada "jiwa"-nya, jadi tidak sekedar berisi kekaguman dan menceritakan keindahan di tempat tersebut yang sudah cukup umum dibahas dan dipaparkan di banyak buku dan media.
Untuk itu, maka diperlukan pendekatan yang berbeda, antara lain dengan melihat dari sisi sosiologis tempat tersebut, kebiasaan-kebiasaan yang ada di kota tersebut, sejarah kota, dan kehidupan budaya setempat. Dengan demikian tulisan mengenai perjalanan tersebut dapat lebih dinikmati oleh para pembacanya.
Demikian kurang lebih yang disampaikan oleh Andrea Hirata dalam acara "Sembari Minum Kopi: Menuliskan Kisah Perjalanan" yang diadakan oleh Regol Jogja pada Sabtu malam (01/09) kemarin.
Selain Andrea, pada kesempatan itu tampil pula Fatimah Zahra yang ikut pula membagikan pengalamannya serta memberikan tips-tips seputar ber-backpacking di luar negeri. Juga memberikan beberapa alamat situs internet yang memberikan peluang dan jalan bagi siapapun yang ingin melakukan perjalanan ke luar negeri namun memiliki keterbatasan finansial.
Dalam kesempatan ini, Fatimah Zahra memberikan pula motivasi kepada para yang hadir sehingga apabila memiliki niat dan keinginan untuk melakukan perjalanan, berusahalah dan capai dengan jalan apapun. Niscaya jalan tersebut dapat dicapai dengan niat dan usaha yang keras.
Sebagai moderator acara malam itu, Suluh Pratitasari, juga memberikan pengertian bahwa sesungguhnya traveling bukan merupakan suatu kegiatan yang buang-buang uang. Sebab dengan mengambil dirinya sendiri sebagai contoh, ia mengungkapkan bahwa perusahaan tempat di mana ia berada bisa hidup dan beroperasi dengan baik dikarenakan oleh aktifitas jalan-jalannya sebagai salah satu faktornya.
Acara yang dimulai sekitar pukul 19:00 WIB di Banaran Cafe, Kampus LPP Lantai Dasar, Jl. Urip Sumoharjo 100 – Yogyakarta itu dihadiri sekitar 150 orang peserta, yang nampak sangat antusias mengikuti kegiatan talkshow ini, hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya peserta yang ingin mengajukan pertanyaan kepada para pembicara ketika sesi tanya jawab diadakan.
Itu masih ditambah lagi dengan berbondong-bondongnya para peserta talkshow "menyerbu" kedua pembicara, baik untuk foto bersama, minta tanda tangan, mengajukan beberapa pertanyaan, beberapa saat ketika acara talkshow itu diakhiri sekitar pukul 21:00 WIB.
"Acara ini cukup menarik, unik, dan bisa dikatakan merupakan yang pertama di Jogja." Ungkap Monik (22 tahun), salah satu peserta talkshow tersebut.
"Talkshow kali ini terasa lebih ringan, santai, tidak seberat talkshow-talkshow lainnya yang pernah ada di Jogja. Selain itu, tema mengenai "Menuliskan Perjalanan" adalah tema yang belum pernah dibahas dalam talkshow yang pernah ada sebelumnya."
"Oh iya, selain memberikan wawasan baru menganai penulisan dan perjalanan, talkshow kali ini selain gratis, juga menyediakan snack dan minuman secara cuma-cuma. Hal tersebut juga merupakan daya tarik talkshow ini." Kata Monik mengakhiri percakapan.
Acara yang digelar oleh majalah Regol Jogja ini, direncanakan akan diselenggarakan secara berkala dengan mengangkat tema yang berbeda-beda.
Regol Jogja sendiri merupakan buletin yang didistribusikan secara cuma-cuma atau gratis yang menampilkan bacaan bermutu tentang Jogjakarta, baik tentang kota, sejarah, budaya, maupun dinamika yang terjadi di dalamnya.
Update: 3 September 2007